BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kanker payudara
yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut sutriston (1992), kanker payudara
merupakan neoplasma spesifik tempat terlazim perempuan yang merupakan penyebab
utama kematian perempuan akibat kanker. Sedangkan menurut luwia (2005), kanker
payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan dan
jaringan penunjang payudara.
Dari pendapat beberapa ahli dapat menyimpulkan bahwa
kanker payudara adalah perubahan sel-sel yang mengalami pertumbuhan tidak
normal dan tidak terkontrol pada payudara.
Kanker
payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker.Setiap
tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini
sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50%
pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30
bulan. Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe
kanker di Indonesia, baik menurut Penyelidikan Bagian Patologi Universitas
Indonesia maupun registrasi yang terbaru dari “Proyek Penelitian Registrasi
Kanker di RSCM Juli 1975-Maret 1978 (Hanifa Wiknjosastro, 1994).
Neoplasma
ini 90 % berasal dari epitel ductus lactiferus dan sisanya 10% dari epitel
duktus terminal. Pertumbuhan tumor dimulai pada duktus kemudian meluas pada
jaringan stroma yang sering disertai pembentukan jaringan ikat padat,
klasifikasi dan reaksi radang. Kemudian tumor mengadakan invasi membentuk
konfigurasi jari ke arah fasia dan membuat perlengketan, sedang ke arah kulit
menimbulkan kongestif pembuluh getah bening yang membuat gambaran kulit mirip
dengan kulit jeruk (Peau d’orange) yang lambat laun dapat ulserasi pada kulit
(Bani, 1995).
B.
ETIOLOGI
Menurut underwood (1999)
mekanisme etiologi kanker payudara adalah:
a.
Hormon
Hubungan antara resiko kanker payudara
dengan menarche, manopouse dan umur kehamilan yang pertama kali menunjukkan
bahwa hormon diduga mempunyai peranan timbulnya kanker payudara.tapi lebih
berperan sebagai promoter dibandingkan sebagai inisiator.
Aktifitas esterogen
tampak penting dengan pemberian esterogen dan kekurangan progesterone merupakan
faktor yang bermakna. Menarche awal dan mundurnya menopouse akan menyebabkan
banyak nya jumlah siklus haid dan penutupan esterogen yang berulang-ulang
mempunyai efek rangsangan terhadap epitel mammae.
Pengaruh yang menguntungkan kehamilan
aterm yang pertama kali mungkin diakibatkan kadar progesteron yang meningkat
atau prolaktin yang melindungi epitel mammae terhadap pengaruh esterogen yang
kurun waktu lama. Resiko yang berhubungan dengan obesitas berhubungan dengan
kemampuan sel lemak mensintesis esterogen atau perubahan kadar hormon sex yang
mengikat protein.
b.
Kontrasepsi oral
Pil dengan esterogen dosis tinggi
berhubungan dengan meningkatnya resiko kanker endometrium dan mungkin juga
kanker payudara.
c.
Reseptor hormon
Hormon mempunyai efek pada sel hanya
setelah terjadinya interaksi dengan reseptor spesifik pada sel sasaran, steroid
sex, esterogen berinteraksi dengan reseptor inti. Selanjutnya interaksi dengan
DNA menimbukan pembentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan differensiasi
dan poliferasi prolaktin dan polipeptida lainnya berinteraksi dengan permukaan
sel, hanya terbentuk bila terdapat reseptor esterogen yang terdapat pada 35%
kasus tumor.
C.
FAKTOR RESIKO
Menurut Bobak
(2004), ada beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan
kejadian kanker payudara:
1.
Riwayat pribadi
tentang kanker payudara.
2.
Ada riwayat
keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara, adik
atau kakak.
3.
Menarche dini,
resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum
usia 12 tahun.
4.
Nulipara dan usia
lanjut saat melahirkan anak pertama, wanita yang mempunyai anak pertama pada
usia 30 tahun, mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara
dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia 20
tahun.
5.
Manopouse pada usia
lanjut, manopouse setelah usia 50 tahun, meningkat resiko untuk mengalami
kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah mengalami oferektomi
bilateral sebelum usia 35 tahun, mempunyai resiko sepertiganya.
6.
Riwayat penyakit
payudara jinak. Yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proliferative mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara,
wanita dengan hyperplasia tipikal empat kali lipat untuk mengalami penyakit
ini.
7.
Pernah mengalami
radiasi didaerah dada.
8.
Pernah menjalani
operasi ginekologis, misalnya tumor ovarium.
9.
Kontraseptif oral,
wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko tinggi untuk mengalami
kanker payudara.
10. Terapi pergantian hormonal lama.
11. Masukan alcohol, sedikit peningkatan resiko ditemukan
pada wanita yang mengkonsumsi alcohol, bahkan hanya dengan sekali minum dalam
sehari. Resiko nya dua kali lipat diantara wanita yang minum alcohol tiga kali
sehari.
Pada kanker payudara belum ada cara
memudahkan dibuatnya diagnosis dini. Ahli-ahli berpendapat bahwa untuk mencapai
ini harus dilakukan pendidikan masyarakat. Untuk menemukan kanker pada waktu
dini beberapa pedoman diberikan oleh haageson. Hanifa wiknojosasto (1999)
mengemukakan bahwa ada 5golongan wanita yang mempunyai predisposing faktor
untuk kanker payudara, dan yang perlu diperiksa dengan teratur, yaitu:
1.
Wanita yang
mempunyai riwayat keluarga terhadap penyakit kanker payudara.
2.
Wanita yang
menderita penyakit kista di kedua payudara.
3.
Wanita yang
menderita perubahan lobular pada kedua payudara.
4.
Wanita yang
mempunyai banyak papiloma dikedua payudara.
D.
ANATOMI PAYUDARA
WANITA
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana sel-sel ganas
terbentuk pada jaringan payudara. Berikut struktur payudara normal.
Payudara terdiri dari kelenjar yang membuat air susu ibu
(lobulus), saluran kecil yang membawa susu dari lobulus ke puting (duktus),
lemak dan jaringan ikatnya,pembuluh darah, dan kelenjar getah bening. Sebagian
besar kanker payudara bermula pada sel-sel yang melapisi duktus (kanker
duktal), beberapa bermula dilobulus (kanker lobular), dan sebagian kecil
bermula dijaringan lain.
E.
JENIS-JENIS KANKER
Terdapat berbagai
jenis kanker payudara:
1.
Duktal Karsinoma in
situ (DCIS):
Ini adalah tipe
kanker payudara non-invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus
dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya. Sekitar 1 dari 5 kasus
baru kanker payudara adalah DCIS. Hampir semua wanita dengan kanker pada
tahap awal ini dapat disembuhkan. Sebuah mamografi seringkali adalah cara terbaik untuk
deteksi dini DCIS.
Ketika
terdiagnosa DCIS, ahli patologi biasanya akan mencari area dari sel-sel kanker yang telah mati,
disebut nekrosis tumor dalam sample jaringan. Bila nekrosis ditemukan, maka tumor agaknya
lebih bersifat agresif. Istilah comedocarsinoma kadang digunakan untuk menjelaskan DCIS dengan
nekrosis
2. Lobular
karsinoma in situ (LCIS)
Meskipun
sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara
non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati
dinding lobulus. Kebanyakan
ahli kanker berpendapat bahwa LCIS sendiri sering tidak menjadi kanker invasive, tetapi wanita
dengan kondisi ini memiliki resiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker payudara
invasive pada payudara yang sama atau berbeda. Untuk itu, mamografi rutin sangat
disarankan.
Invasif (atau
infiltrating) Duktal Karsinoma (IDC): Ini adalah kanker payudara
paling umum dijumpai. Bermula dari duktus, menerobos dinding duktus, dan berkembang
ke dalam jaringan lemak payudara. Pada titik ini, itu mungkin menyebar
(bermetastasis) ke organ tubuh lainnya melalui sistem getah bening dan aliran darah. Sekitar 8 dari
10 kanker payudara invasive adalah jenis ini. Invasif (infiltrating) Lobular Karsinoma
(ILC): kanker ini dimulai dalam lobulus. Seperti IDC, ia dapat menyebar (bermetastasis) ke
bagian lain dari tubuh. Sekitar 1 dari 10 kanker payudara invasif adalah dari jenis ini. ILC
lebih sulit terdeteksi melalui mammogram daripada IDC.
3. Kanker
invasive
Kanker invasif
adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bias terlokalisir (terbatas
pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker
payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.
4. Karsinoma
meduler
Kanker ini
berasal dari kelenjar susu.
5. Karsinoma
tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar
susu.
Jenis-jenis
Kanker Payudara yang Jarang Terjadi
a) Kanker
Payudara Terinflamasi (IBC)
Jenis
kanker payudara invasif yang jarang terjadi ini, statistiknya adalah sekitar
1-3% dari
semua kasus kanker payudara. Biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau
tumor. Sebaliknya,
IBC membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa hangat. Hal ini juga membuat kulit payudara
tampak tebal dan mengerut, seperti kulit jeruk. Dokter biasanya baru mengetahui bahwa
perubahan ini bukan disebabkan oleh inflamasi/peradangan atau infeksi, tetapi karena sel-sel
kanker telah memblokir pembuluh getah bening di kulit. Payudara yang terkena biasanya lebih
besar, kenyal, lembek atau gatal. Pada tahap awal, jenis kanker ini kadang salah diartikan
sebagai infeksi payudara (mastitis) dan diobati dengan antibiotic. Bila tidak juga membaik,
biasanya dokter akan menyarankan biopsy. Karena tidak terjadi benjolan, jenis ini
biasanya tidak terdeteksi saat mammogram. Jenis kanker ini biasanya cenderung menyebar dan
kelihatannya lebih buruk daripada tipe IBC ataupun ILC.
Penyakit
Paget pada Puting: Jenis kanker payudara ini dimulai pada duktus dan menyebar ke kulit
puting dan kemudian ke areola (lingkaran gelap di sekeliling putting). Jenis ini jarang
terjadi (hanya sekitar 1% dari semua kasus kanker payudara). Tandanya adalah kulit puting dan
areola pecah-pecah, bersisik, dan merah, dengan adanya area berdarah. Pasien
biasanya melihat adanya area yang seperti terbakar atau gatal.
Penyakit
Paget seringkali diasosiasikan dengan DCIS, atau lebih sering IDC. Pengobatannya
seringkali memerlukan mastektomi. Jika DCIS hanya ditemukan (tanpa kanker invasif), ketika
payudara diangkat, harapan sembuhnya sangat baik.
F.
TANDA DAN GEJALA
Gejala awal
berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya,
tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika
didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di
sekitarnya.
Pada kanker
stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok dikulit
payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit
jeruk.
Gejala lainnya
yang mungkin ditemukan:
Ø Benjolan
atau massa di ketiak
Ø Perubahan
ukuran atau bentuk payudara
Ø Keluar
cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna
Ø kuning
sampai hijau, mungkin juga bernanah)
Ø Perubahan
pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat
tua di sekeliling puting susu)
Ø Payudara
tampak kemerahan
Ø Kulit
di sekitar puting susu bersisik
Ø Puting
susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
Ø Nyeri
payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang,
penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. Penggunaan mamografi
secara luas telah meningkatkan jumlah temuan atas kanker payudara sebelum mereka
menimbulkan gejala, tetapi beberapa masih tidak terjawab. Tanda paling umum kanker
payudara adalah benjolan atau massa baru. Benjolan yang tidak menyakitkan,
keras, dan memiliki batas tepi tidak merata lebih cenderung kanker. Tetapi beberapa kanker
lunak, lembut, dan bulat. Jadi, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila Anda
menemukan sesuatu gejala yang tidak biasa di payudara Anda.
Tanda-tanda lain dari kanker payudara adalah sebagai
berikut:
Ø Bengkak
pada seluruh atau sebagian payudara
Ø Kulit
iritasi
Ø Payudara
terasa nyeri
Ø Puting
susu nyeri atau putting melesak ke dalam
Ø Kulit pada payudara atau putting susu berwarna
: kemerahan, kulit bersisik, atau menebal Keluarnya cairan/darah
dari puting (selain ASI)
Kadang-kadang kanker payudara dapat menyebar ke
kelenjar getah bening di bawah lengan
dan menyebabkan benjolan atau pembengkakan di daerah ketiak, bahkan sebelum tumor/benjolan pada
payudara jelas terlihat/teraba. Segera
periksa ke dokter jika Anda mengalami tanda-tanda diatas. Biasanya selain
pemeriksaan fisik dan
mamografi, seperti di bawah ini :
1. Tes
Imaging Kanker Payudara
USG Payudara: USG menggunakan
gelombang suara. Gema gelombang suara diambil oleh komputer untuk membuat
gambar/imaging organ tubuh di layar komputer.
USG adalah tes yang baik
digunakan bersamaan dengan mammografi. USG membantu membedakan antara kista
dan massa padat pada payudara.
Ductogram (juga disebut
galactogram): Ini adalah jenis X-ray khusus yang kadang-kadang digunakan untuk
menemukan penyebab keluarnya cairan dari puting. Sebuah tabung plastik sangat tipis
ditempatkan ke pembukaan duktus di puting. Bahan pewarna kemudian disuntikkan untuk
melihat tampilan duktus pada gambar X-ray. Ini membantu mendeteksi adanya tumor dalam
saluran. Biasanya cairan juga diuji untuk meneliti ada/tidaknya sel-sel kanker.
2. Biopsi
Biopsi dilakukan ketika tes lainnya
memberikan indikasi kuat bahwa Anda terkena kanker payudara.
Biopsi ada beberapa jenis:
1) Biopsi
aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy): Cairan/jaringan dikeluarkan dari
benjolan lewat jarum halus untuk kemudian diteliti dibawah mikroskop oleh ahli
patologi. Jika biopsi ini tidak memberi jawaban yang jelas, atau dokter Anda masih belum
yakin, biopsi kedua atau berbagai jenis biopsi mungkin diperlukan.
2) Biopsi
jarum inti (Core Needle Biopsy): JARUM yang digunakan untuk tes ini Lebih besar
daripada biopsi jarum halus. Hal ini digunakan untuk mengangkat satu atau lebih
jaringan inti. Biopsi ini dilakukan dengan anestesi lokal pada pasien.
3) Stereotactic
biopsi: dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. Tidak memerlukan jahitan, dan hanya ada
sedikit jaringan parut. Metode ini biasanya mengangkat lebih banyak jaringan dari
biopsi jarum inti.
4) Bedah
biopsy (open biopsy): Kadang-kadang diperlukan operasi untuk mengangkat semua atau sebagian
benjolan sehingga dapat dilihat di bawah mikroskop. Seluruh massa serta beberapa
jaringan normal di sekitarnya dapat diambil keluar. Hal ini dapat dilakukan sambil rawat
jalan dan menggunakan anestesi lokal. Jaringan yang telah diangkat melalui
biopsi akan diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi untuk melihat
apakah itu jinak (bukan kanker) atau kanker. Jika tidak kanker, makatidak ada
perlakuan yang lebih diperlukan. Jika kanker, biopsi dapat membantu untuk memberitahu jenis
kanker dan menunjukkan apakah kankernya invasif atau tidak.
1. Grade
Kanker Payudara
Jika kanker, sampel biopsi juga
diberikan penilaian/grade 1-3. Kanker yang lebih terlihat seperti
jaringan payudara normal cenderung tumbuh dan menyebar lebih lambat. Sebagai aturan, grade
yang lebih rendah berarti kanker lebih lambat bertumbuh, sementara grade yang lebih tinggi
berarti kanker lebih cepat berkembang. Grade membantu memprediksi hasil
(prognosis) untuk wanita tersebut. Grade tumor merupakan salah satu faktor yang nantinya
dipertimbangkan untuk perawatan/treatment pasca operasi.
2. Status
Hormon Reseptor
Reseptor adalah protein pada
permukaan luar sel yang dapat melekat pada hormon dalam darah. Estrogen
dan progesteron adalah hormon yang sering melekat ke reseptor beberapa sel kanker
payudara sebagai bahan bakar bagi pertumbuhan mereka. Sample biopsi dapat diuji untuk
melihat apakah sel-sel kanker memiliki reseptor untuk estrogen dan/atau progesteron. Jika
tidak, sering disebut sebagai ER-positif. Ini berarti kanker tersebut cenderung memiliki
prognosis/hasil lebih baik dan mereka jauh lebih mungkin berespons terhadap terapi hormon.
Sekitar 2 dari 3 kanker payudara memiliki setidaknya salah satu reseptor.
3. Status
HER2/neu
Sekitar 1 dari 5 kanker payudara
memiliki terlalu banyak protein yang disebut HER2/neu. Tumor dengan
adanya peningkatan HER-2/neu disebut "HER2-positif." Kanker ini cenderung tumbuh
dan menyebar lebih cepat daripada kanker payudara lainnya. Pengujian HER2/neu
harus dilakukan pada semua wanita yang baru ter-diagnosa kanker payudara. Kanker
dengan HER2-positif dapat diobati dengan obat-obatan target terapi, seperti
trastuzumab (Herceptin ®) dan lapatinib (Tykerb ®). Tes laboratorium lain
mungkin juga dilakukan untuk membantu mencari tahu seberapa cepat kanker
tumbuh dan opsi perawatan apa yang dapat bekerja terbaik.
4. Uji
Pola Gen (gene patterns)
Penelitian menunjukkan bahwa
melihat pola dari sejumlah gen pada saat yang sama dapat membantu
mengetahui apakah kanker payudara yang baru terdiagnosa cenderung kembali setelah
pengobatan pertama atau tidak. Hal ini dapat membantu ketika memutuskan apakah perlakuan lebih,
seperti kemoterapi ajuvan diperlukan. Sekarang ada 2 jenis bentuk tes ini - Oncotype DX ®
dan MammaPrint ®. Dokter dapat memilih menggunakan atau tidak menggunakan jenis test
ini. Riset untuk meneliti apakah uji pola gen ini benar-benar membantu masih terus
berjalan.
Menurut
WHO, penilaian TNM pada kanker payudara sebagai berikut:
1.
T (tumor size)
ukuran tumor.
a.
T0 : tidak ditemukan tumor primer
b.
T1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
c.
T2 : ukuran tumor antara 2-5 cm
d.
T3 : ukuran tumor > 5 cm
e.
T4 : ukuran berapa saja, tetapi sudah ada
penyebaran kekulit atau dinding dada
pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan
atau kecil dikulit diluar tumor utama.
2.
N (node) kelenjar
getah bening regional (kgb)
a.
N0 :
tidak dapat metastasis pada kgb regional diketiak atau aksila
b.
N1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang
masih dapat digerakkan
c.
N2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang
sulit digerakkan
d.
N3 : ada metastasis kgb diantara tulang
selangka (supral lavicula) atau pada kgb mammary internal didekat tulang sterum
3.
M (metastase)
penyebaran jauh
a.
MX : metastasis belum dapat dinilai
b.
M0 : tidak dapat metastasis jauh
c.
M1 : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor TNM didapatkan. Ketiga
faktor tersebut kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker sebagai
berikut:
1)
Stadium 0 : T0 N0 M0
2)
Stadium 1 : T1 N0 M0
3)
Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
4)
Stadium III B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
5)
Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 /
T3 N2 M0
6)
Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
7)
Stadium III C : tiap T1 N3 M0
8)
Stadium IV : tiap-tiap T-N-M1
G.
PENYEBARAN KANKER
Penyebaran kanker
dapa melalui berbagai cara, yaitu:
a.
Penyebaran
langsung.
Infiltrasi lokal ke
otot dan kulit yang menutup nya secara klinis dapat dideteksi.
b.
Limfogen
Infiltrasi
kesaluran limfatik kulit menyebabkan timbulnya tanda-tanda klinis berupa peau d
orange. Kelenjar limfe aksilaris merupakan tempat awal penyebaran limfogen yang
paling sering.
c.
Hematogen
Metastase hematogen paling
sering pulmo dan tulang selain itu hepar, adrenal dan otak yang sering terkena.
Pleura pada sisi yang sama dengan tempat kanker payudara dapat merupakan
tempatmetastasis dan menyebabkan terjadinya efusi yaitu proses masuknya cairan
dalam pleura.
Infiltrasi estnsif kesum-sum tulang dapat menyebabkan
anemi leukoritroblastik . destruksi tulang menyebabkan hiperkalsemia disertai
komplikasi ginjal. (underwood 1999)
Test untuk menentukan
penyebaran Kanker Payudara Dokter
dapat menggunakan satu atau lebih test-test dibawah ini untuk mengetahui apakah kankernya sudah
menyebar.
·
X-ray dada: untuk
mengetahui apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.
·
Scan Tulang: untuk
mengetahui apakah kanker telah menyebar ke tulang.
·
CT scan (computed
tomography)
·
MRI (magnetic resonance
imaging)
·
USG dan Mamografi
Pada mammografi digunakan sinar X
dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Para ahli
menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan
mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun
keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
·
PET scan (positron
emission tomography)
H.
PROGNOSIS KANKER
Stadium klinis dari kanker payudara
merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Angka kelangsungan hidup
5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan
yang sesuai mendekati:
Ø 95%
untuk stadium 0
Ø 88%
untuk stadium I
Ø 66%
untuk stadium II
Ø 36%
untuk stadium III
Ø 7%
untuk stadium IV.
I.
DIAGNOSIS KANKER
1)
Pemeriksaan Klinik
Pada pemeriksaan klinik dilakukan
langsung pada penderita dengan pertumbuhan neoplasmanya, menurut
cara-cara yang lazim dilakukan juga terhadap penyakit lain pada umumnya :
a.
Anamnesis
Anamnesis
merupakan wawancara lansung atau melalui perantara sepengetahuan orang terdekat lain,
tentang penyakit dan penderitanya (Andoko Prawiro Atmodjo, 1987). Adanya benjolan pada
payudara merupakan keluhan utama dari penderita. Pada mulanya tidak merasa sakit,
akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya akan timbul keluhan sakit. Pertumbuhan cepat tumor
merupakan kemungkinan tumor ganas. Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada
keadaan dimana tumor metastasis pada paru. Tumor ganas pada payudara disertai dengan rasa
sakit di pinggang perlu dipikirkan kemungkinan metastasis pada tulang vertebra. Pada kasus
yang meragukan anamnesis lebih banyak diarahkan pada indikasi golongan resiko (Gani,
1995).
Nyeri adalah
fisiologis kalau timbul sebelum atau sesudah haid dan dirasakan padakedua
payudara. Tumor-tumor jinak seperti kista retensi atau tumor jinak lain, hampir
tidak menimbulkan
nyeri. Bahkan kanker payudara dalam tahap permulaanpun tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru
terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah mulai (Hanifa Wiknjosastro, 1994).
b.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
fisik payudara harus dikerjakan dengan cara gentle dan tidak boleh kasar dan keras. Tidak jarang
yang keras menimbulkan petechlenecehymoses dibawah kulit.orang sakit dengan lesi ganas
tidak boleh berulang-ulang diperiksa oleh dokter atau mahasiswa karena kemungkinan
penyebaran (Hanifa Wiknjosastro, 1994)inspeksi.
Harus dilakukan
pertama dengan tangan di samping dan sesudah itu dengan tangan keatas, dengan
posisi pasien duduk. Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit
akibat pembesaran tumor jinak atau ganas dibawah kulit (Hanifa Wiknjosastro, 1994). Dapat dilihat :
o Puting
susu tertarik ke dalam.
o Eksem
pada puting susu.
o Edema.
o Peau
d’orange.
o Ulserasi,
satelit tumor di kulit.
o Nodul
pada axilla (Zwaveling, 1985).
Palpasi
Palpasi harus
meliputi seluruh payudara, dari parasternal kearah garis aksila kebelakang, dari
subklavikular ke arah paling distal (Hanifa Wiknjosastro, 1994). Palpasi dilakukan
dengan memakai 3-4 telapak jari. Palpasi lembut dimulai dari bagian perifer sampai
daerah areola dan puting susu.
2) Pemeriksaan
Sitologi Kanker Payudara
Dapat dipakai untuk menegakkan
diagnosa kanker payudara melalui tiga cara :
v Pemeriksan
sekret dari puting susu.
v Pemeriksaan
sedian tekan (Sitologi Imprint).
v Aspirasi
jarum halus (Fine needle aspiration).
3) Biopsi
Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan
metoda klasik yang sering dipergunakan untuk diagnosis berbagai
tumor payudara. Biopsi dilakukan dengan anestesi lokal ataupun umum tergantung pada kondisi
pasien. apabila pemeriksaan histopatologi positif karsinoma, maka pada pasien kembali ke
kamar bedah untuk tindakan bedah terapetik.
Terapi
Sebelum
merencanakan terapi karsinoma mammae, diagnosis klinis dan histopatologik serta tingkat penyebarannya
harus dipastikan dahulu. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk tingkat penyebaran
penyakit, disusunlah rencana terapi dengan mempertimbangkan manfaat dan mudarat setiap
tindakan yang akan diambil.
a.
Bedah Kuratif
·
Mastektomi radikal
Mastectomi radikal menurut Halsted
: jaringan payudara dengan kulit dan putingya + kedua m. pektoralis + semua
limfonodi aksilla (saat ini operasi tersebut hampir tidak pernah dilakukan lagi).
·
Mastektomi radikal
modifikasi : jaringan payudara + kulit dan puting + semua limfonodi axilla.
·
Ablasio mamae :
jaringna payudara dengan jaringan kulit dan puting.
Breast
Conservasing Treatment : segmental mastectomy (exsisional biopsi dengan tepi
yang lebar)
+ diseksi Inn aksilla + radioterapi untuk jaringan payudara. Dibeberapa senter,
terapi radiasi
hanya terdiri radiasi eksterna, disenter lain dikombinasikan dengan
brachyterapi. BCT hanya
mungkin pada kanker payudara yang kecil tanpa metastase jauh.
b. Hormonal
atau kemoterapi
Terapi Hormonal
paliatif dapat diberikan sebelum kemoterapi, karena efek terapinya lebih lama dan efek
sampingnya kurang, tetapi tidak semua karsinoma mamae peka terhadap hormonal. Terapi hormonal
paliatif dapat dilakukan pada penderita yang pra menopause dengan cara ovarektomi bilateral
atau dengan aminoglutetimid.
Terapi hormon
diberikan sebagai ajuvan kepada pasien pascamenopause yang uji reseptor estrogennya positif dan
pada pemeriksaan histopatologik ditemukan kelenjar axilla yang berisi metastasis.
Terapi radiasi :
lokoregional atau untuk mengendalikan metastase jauh (seperti metastase tulang yang nyeri).
Radioterapi
paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila tumor
sudah tak
mampu-angkat. Tumor disebut tak mampu angkat bila mencapai tingkat T4 misalnya
ada perlengketan
pada dinding thoraks dan kulit. Biasanya
seluruh payudara dan kelenjar aksila dan supra klavikula diradiasi. Tetapi penyulitnya adalah
pembengkakan lengan karena limfodem akibat rusaknya kelenjar ketiak supra klavikula.
c. Pembedahan
palliative
Bedah paliatif
pada kanker payudara hampir tidak pernah dilakukan. Kadang residif lokoregional yang
soliter dieksisi, tetapi biasanya pada awalnya saja tampak soliter, padalah sebenarnya sudah
menyebar, sehingga pengangkatan tumor residif tersebut tidak berguna.
d. Kombinasi
dari penanganan di atas
Kemoterapi
paliatif dapat diberikan pada pasienyang telah menderita metastasis secara sistemik. Obat yang
dipakai secara kombinasi, antara lain (CMF (Cyclofosfamide, Methotrexate,
Fluorouracil atau Vinkristin dan Adriamisin (VA), atau 5 Flyorouracil, Adriamisin
(Adriablastin), dan Sikklofosfamid (FAC)).
Pada kanker
payudara stadium lanjut, sifat pengobatannya adalah paliatif, yaitu terutama untuk mengurangi
penderitaan penderita dan memperbaiki kualitas hidup.
Pada penderita
yang sudah di operasi (mastektomi) akan timbul reaksi psikologik yang cukup tinggi dan juga setelah
operasi mereka akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sehariharinya, misalnya menyisir
rambut, menyapu atau juga membawa beban yang ringan/berat (menggendong anak).
Bila mereka tidak kita berikan perhatian ini sangat berat dirasakan oleh penderita.
Disini peran
serta keluarga dalam mendampingi dengan memberikan perhatian dalam fisioterapi dan
psikologis penderita. Fisioterapi
diberikan sesuai dengan akibat dari cacat mastektominya, misalnya karena akibat dari mastektomi
penderita akan mengalami kesulitan dalam menggunakan kedua tangannya, kita berikan
kepercayaan pada mereka untuk beraktivitas. Kemudian kita ikutkan dalam suatu organisasi wanita yang
pernah mengalami operasi angkat payudara, dimana disana mereka akan bertukar
pengalaman dan beraktivitas, berkreasi, berkarya dengan menghasilkan suatukarya
yang dapat dinikmati orang lain.
J.
PENCEGAHAN OLEH
DIRI SENDIRI
1)
Berdiri di depan
cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan
sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri
dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik kedalam) atau
keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada putting susu berkerut.
2)
Masih berdiri di depan
cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan
ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan
perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara,
terutama pada payudara bagian bawah.
3)
Kedua tangan di
letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah
depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
4)
Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau
4 jari tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling
payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting
susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan
dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua
payudara dan ketiak.
5)
Tekan puting susu
secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari putting susu. Lakukan hal ini
secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6)
Berbaring terlentang
dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas.
Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi
seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama
terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal dibawah bahu kanan dan
mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh
jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan no.
4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan
lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
K.
PENGOBATAN
Penanganan dan
pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita.
Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak
stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa
malu sehingga terlambat untuk diperiksakan kedokter atas kelainan yang dihadapinya.
a)
Pembedahan
Pada kanker payudara yang diketahui
sejak dini maka pembedahan adalah tindakan
yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang
lalu menggantikannya
dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi
kanker payudara diantaranya ;
v Radical
Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu
diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
v Total
Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjar di
ketiak.
v Modified
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang
dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b) Radiotherapy
(Penyinaran/radiasi)
yaitu proses penyinaran pada daerah
yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di
payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi
lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
c) Therapy
Hormon, Hal ini dikenal sebagai 'Therapy anti-estrogen' yang system kerjanya memblock kemampuan
hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
d) Chemotherapy
Ini merupakan proses pemberian
obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus
yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai
target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya.
Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
e) Pengobatan
Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive
pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran sel
cancernya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
kanker payudara merupakan neoplasma spesifik tempat
terlazim perempuan yang merupakan penyebab utama kematian perempuan akibat kanker.
ada 5golongan wanita yang mempunyai predisposing faktor
untuk kanker payudara, dan yang perlu diperiksa dengan teratur, yaitu:
v Wanita yang mempunyai riwayat keluarga terhadap penyakit
kanker payudara.
v Wanita yang menderita penyakit kista di kedua payudara.
v Wanita yang menderita perubahan lobular pada kedua
payudara.
v Wanita yang mempunyai banyak papiloma dikedua payudara.
Tanda-tanda
lain dari kanker payudara adalah sebagai berikut:
Ø Bengkak
pada seluruh atau sebagian payudara
Ø Kulit
iritasi
Ø Payudara
terasa nyeri
Ø Puting
susu nyeri atau putting melesak ke dalam
Ø Kulit pada payudara atau putting susu berwarna
: kemerahan, kulit bersisik, atau menebal Keluarnya cairan/darah
dari puting (selain ASI)
Test untuk
menentukan penyebaran Kanker Payudara Dokter dapat menggunakan satu atau lebih
test-test dibawah ini untuk mengetahui apakah kankernya sudah menyebar.
·
X-ray dada: untuk
mengetahui apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.
·
Scan Tulang: untuk
mengetahui apakah kanker telah menyebar ke tulang.
·
CT scan (computed
tomography)
·
MRI (magnetic resonance
imaging)
·
USG dan Mamografi
Pada mammografi digunakan sinar X
dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Para ahli
menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan
mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun
keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
·
PET scan (positron
emission tomography)
Pengobatan nya
adalah:
v Pembedahan
Ø Radical
Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu
diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
Ø Total
Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjar di
ketiak.
Ø Modified
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang
dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
v Radiotherapy
(Penyinaran/radiasi)
yaitu proses penyinaran pada daerah
yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di
payudara setelah operasi.
v Chemotherapy
Ini merupakan proses pemberian
obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus
yang bertujuan membunuh sel kanker.
DAFTAR PUSTAKA
E.
otto Shirley. 2005. Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta EGC
Avin,
berham klirgman. 1996. Ilmu kesehatan anak. Jakarta. EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar