CSE engine

Jumat, 21 Februari 2014

kanker payudara



BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kanker payudara yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut sutriston (1992), kanker payudara merupakan neoplasma spesifik tempat terlazim perempuan yang merupakan penyebab utama kematian perempuan akibat kanker. Sedangkan menurut luwia (2005), kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan dan jaringan penunjang payudara.
Dari pendapat beberapa ahli dapat menyimpulkan bahwa kanker payudara adalah perubahan sel-sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol pada payudara.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker.Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan. Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di Indonesia, baik menurut Penyelidikan Bagian Patologi Universitas Indonesia maupun registrasi yang terbaru dari “Proyek Penelitian Registrasi Kanker di RSCM Juli 1975-Maret 1978 (Hanifa Wiknjosastro, 1994).
Neoplasma ini 90 % berasal dari epitel ductus lactiferus dan sisanya 10% dari epitel duktus terminal. Pertumbuhan tumor dimulai pada duktus kemudian meluas pada jaringan stroma yang sering disertai pembentukan jaringan ikat padat, klasifikasi dan reaksi radang. Kemudian tumor mengadakan invasi membentuk konfigurasi jari ke arah fasia dan membuat perlengketan, sedang ke arah kulit menimbulkan kongestif pembuluh getah bening yang membuat gambaran kulit mirip dengan kulit jeruk (Peau d’orange) yang lambat laun dapat ulserasi pada kulit (Bani, 1995).

B.     ETIOLOGI
Menurut underwood (1999) mekanisme etiologi kanker payudara adalah:
a.       Hormon
      Hubungan antara resiko kanker payudara dengan menarche, manopouse dan umur kehamilan yang pertama kali menunjukkan bahwa hormon diduga mempunyai peranan timbulnya kanker payudara.tapi lebih berperan sebagai promoter dibandingkan sebagai inisiator.
Aktifitas esterogen tampak penting dengan pemberian esterogen dan kekurangan progesterone merupakan faktor yang bermakna. Menarche awal dan mundurnya menopouse akan menyebabkan banyak nya jumlah siklus haid dan penutupan esterogen yang berulang-ulang mempunyai efek rangsangan terhadap epitel mammae.
      Pengaruh yang menguntungkan kehamilan aterm yang pertama kali mungkin diakibatkan kadar progesteron yang meningkat atau prolaktin yang melindungi epitel mammae terhadap pengaruh esterogen yang kurun waktu lama. Resiko yang berhubungan dengan obesitas berhubungan dengan kemampuan sel lemak mensintesis esterogen atau perubahan kadar hormon sex yang mengikat protein.
b.      Kontrasepsi oral
      Pil dengan esterogen dosis tinggi berhubungan dengan meningkatnya resiko kanker endometrium dan mungkin juga kanker payudara.
c.       Reseptor hormon
      Hormon mempunyai efek pada sel hanya setelah terjadinya interaksi dengan reseptor spesifik pada sel sasaran, steroid sex, esterogen berinteraksi dengan reseptor inti. Selanjutnya interaksi dengan DNA menimbukan pembentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan differensiasi dan poliferasi prolaktin dan polipeptida lainnya berinteraksi dengan permukaan sel, hanya terbentuk bila terdapat reseptor esterogen yang terdapat pada 35% kasus tumor.


C.     FAKTOR RESIKO
Menurut Bobak (2004), ada beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara:
1.      Riwayat pribadi tentang kanker payudara.
2.      Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara, adik atau kakak.
3.      Menarche dini, resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4.      Nulipara dan usia lanjut saat melahirkan anak pertama, wanita yang mempunyai anak pertama pada usia 30 tahun, mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia 20 tahun.
5.      Manopouse pada usia lanjut, manopouse setelah usia 50 tahun, meningkat resiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah mengalami oferektomi bilateral sebelum usia 35 tahun, mempunyai resiko sepertiganya.
6.      Riwayat penyakit payudara jinak. Yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
7.      Pernah mengalami radiasi didaerah dada.
8.      Pernah menjalani operasi ginekologis, misalnya tumor ovarium.
9.      Kontraseptif oral, wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker payudara.
10.  Terapi pergantian hormonal lama.
11.  Masukan alcohol, sedikit peningkatan resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alcohol, bahkan hanya dengan sekali minum dalam sehari. Resiko nya dua kali lipat diantara wanita yang minum alcohol tiga kali sehari.

      Pada kanker payudara belum ada cara memudahkan dibuatnya diagnosis dini. Ahli-ahli berpendapat bahwa untuk mencapai ini harus dilakukan pendidikan masyarakat. Untuk menemukan kanker pada waktu dini beberapa pedoman diberikan oleh haageson. Hanifa wiknojosasto (1999) mengemukakan bahwa ada 5golongan wanita yang mempunyai predisposing faktor untuk kanker payudara, dan yang perlu diperiksa dengan teratur, yaitu:
1.      Wanita yang mempunyai riwayat keluarga terhadap penyakit kanker payudara.
2.      Wanita yang menderita penyakit kista di kedua payudara.
3.      Wanita yang menderita perubahan lobular pada kedua payudara.
4.      Wanita yang mempunyai banyak papiloma dikedua payudara.

D.    ANATOMI PAYUDARA WANITA
      Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana sel-sel ganas terbentuk pada jaringan payudara. Berikut struktur payudara normal.
    
Payudara terdiri dari kelenjar yang membuat air susu ibu (lobulus), saluran kecil yang membawa susu dari lobulus ke puting (duktus), lemak dan jaringan ikatnya,pembuluh darah, dan kelenjar getah bening. Sebagian besar kanker payudara bermula pada sel-sel yang melapisi duktus (kanker duktal), beberapa bermula dilobulus (kanker lobular), dan sebagian kecil bermula dijaringan lain.

E.     JENIS-JENIS KANKER
Terdapat berbagai jenis kanker payudara:
1.      Duktal Karsinoma in situ (DCIS):
      Ini adalah tipe kanker payudara non-invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya. Sekitar 1 dari 5 kasus baru kanker payudara adalah DCIS. Hampir semua wanita dengan kanker pada tahap awal ini dapat disembuhkan. Sebuah mamografi seringkali adalah cara terbaik untuk deteksi dini DCIS.
      Ketika terdiagnosa DCIS, ahli patologi biasanya akan mencari area dari sel-sel kanker yang telah mati, disebut nekrosis tumor dalam sample jaringan. Bila nekrosis ditemukan, maka tumor agaknya lebih bersifat agresif. Istilah comedocarsinoma kadang digunakan untuk menjelaskan DCIS dengan nekrosis

2.      Lobular karsinoma in situ (LCIS)
      Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus. Kebanyakan ahli kanker berpendapat bahwa LCIS sendiri sering tidak menjadi kanker invasive, tetapi wanita dengan kondisi ini memiliki resiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker payudara invasive pada payudara yang sama atau berbeda. Untuk itu, mamografi rutin sangat disarankan.
      Invasif (atau infiltrating) Duktal Karsinoma (IDC): Ini adalah kanker payudara paling umum dijumpai. Bermula dari duktus, menerobos dinding duktus, dan berkembang ke dalam jaringan lemak payudara. Pada titik ini, itu mungkin menyebar (bermetastasis) ke organ tubuh lainnya melalui sistem getah bening dan aliran darah. Sekitar 8 dari 10 kanker payudara invasive adalah jenis ini. Invasif (infiltrating) Lobular Karsinoma (ILC): kanker ini dimulai dalam lobulus. Seperti IDC, ia dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh. Sekitar 1 dari 10 kanker payudara invasif adalah dari jenis ini. ILC lebih sulit terdeteksi melalui mammogram daripada IDC.

3.      Kanker invasive
      Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bias terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.

4.      Karsinoma meduler
      Kanker ini berasal dari kelenjar susu.

5.      Karsinoma tubuler
      Kanker ini berasal dari kelenjar susu.

            Jenis-jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi
a)      Kanker Payudara Terinflamasi (IBC)
            Jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi ini, statistiknya adalah sekitar 1-3% dari semua kasus kanker payudara. Biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor. Sebaliknya, IBC membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa hangat. Hal ini juga membuat kulit payudara tampak tebal dan mengerut, seperti kulit jeruk. Dokter biasanya baru mengetahui bahwa perubahan ini bukan disebabkan oleh inflamasi/peradangan atau infeksi, tetapi karena sel-sel kanker telah memblokir pembuluh getah bening di kulit. Payudara yang terkena biasanya lebih besar, kenyal, lembek atau gatal. Pada tahap awal, jenis kanker ini kadang salah diartikan sebagai infeksi payudara (mastitis) dan diobati dengan antibiotic. Bila tidak juga membaik, biasanya dokter akan menyarankan biopsy. Karena tidak terjadi benjolan, jenis ini biasanya tidak terdeteksi saat mammogram. Jenis kanker ini biasanya cenderung menyebar dan kelihatannya lebih buruk daripada tipe IBC ataupun ILC.
            Penyakit Paget pada Puting: Jenis kanker payudara ini dimulai pada duktus dan menyebar ke kulit puting dan kemudian ke areola (lingkaran gelap di sekeliling putting). Jenis ini jarang terjadi (hanya sekitar 1% dari semua kasus kanker payudara). Tandanya adalah kulit puting dan areola pecah-pecah, bersisik, dan merah, dengan adanya area berdarah. Pasien biasanya melihat adanya area yang seperti terbakar atau gatal.
            Penyakit Paget seringkali diasosiasikan dengan DCIS, atau lebih sering IDC. Pengobatannya seringkali memerlukan mastektomi. Jika DCIS hanya ditemukan (tanpa kanker invasif), ketika payudara diangkat, harapan sembuhnya sangat baik.

F.      TANDA DAN GEJALA
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok dikulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
Ø  Benjolan atau massa di ketiak
Ø  Perubahan ukuran atau bentuk payudara
Ø  Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna
Ø  kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
Ø  Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
Ø  Payudara tampak kemerahan
Ø  Kulit di sekitar puting susu bersisik
Ø  Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
Ø  Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. Penggunaan mamografi secara luas telah meningkatkan jumlah temuan atas kanker payudara sebelum mereka menimbulkan gejala, tetapi beberapa masih tidak terjawab. Tanda paling umum kanker payudara adalah benjolan atau massa baru. Benjolan yang tidak menyakitkan, keras, dan memiliki batas tepi tidak merata lebih cenderung kanker. Tetapi beberapa kanker lunak, lembut, dan bulat. Jadi, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila Anda menemukan sesuatu gejala yang tidak biasa di payudara Anda.
Tanda-tanda lain dari kanker payudara adalah sebagai berikut:
Ø  Bengkak pada seluruh atau sebagian payudara
Ø  Kulit iritasi
Ø  Payudara terasa nyeri
Ø  Puting susu nyeri atau putting melesak ke dalam
Ø   Kulit pada payudara atau putting susu berwarna : kemerahan, kulit bersisik, atau menebal Keluarnya cairan/darah dari puting (selain ASI)
Kadang-kadang kanker payudara dapat menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan dan menyebabkan benjolan atau pembengkakan di daerah ketiak, bahkan sebelum tumor/benjolan pada payudara jelas terlihat/teraba. Segera periksa ke dokter jika Anda mengalami tanda-tanda diatas. Biasanya selain
pemeriksaan fisik dan mamografi, seperti di bawah ini :
1.      Tes Imaging Kanker Payudara
USG Payudara: USG menggunakan gelombang suara. Gema gelombang suara diambil oleh komputer untuk membuat gambar/imaging organ tubuh di layar komputer.
USG adalah tes yang baik digunakan bersamaan dengan mammografi. USG membantu membedakan antara kista dan massa padat pada payudara.
Ductogram (juga disebut galactogram): Ini adalah jenis X-ray khusus yang kadang-kadang digunakan untuk menemukan penyebab keluarnya cairan dari puting. Sebuah tabung plastik sangat tipis ditempatkan ke pembukaan duktus di puting. Bahan pewarna kemudian disuntikkan untuk melihat tampilan duktus pada gambar X-ray. Ini membantu mendeteksi adanya tumor dalam saluran. Biasanya cairan juga diuji untuk meneliti ada/tidaknya sel-sel kanker.
2.      Biopsi
Biopsi dilakukan ketika tes lainnya memberikan indikasi kuat bahwa Anda terkena kanker payudara.
Biopsi ada beberapa jenis:
1)      Biopsi aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy): Cairan/jaringan dikeluarkan dari benjolan lewat jarum halus untuk kemudian diteliti dibawah mikroskop oleh ahli patologi. Jika biopsi ini tidak memberi jawaban yang jelas, atau dokter Anda masih belum yakin, biopsi kedua atau berbagai jenis biopsi mungkin diperlukan.
2)      Biopsi jarum inti (Core Needle Biopsy): JARUM yang digunakan untuk tes ini Lebih besar daripada biopsi jarum halus. Hal ini digunakan untuk mengangkat satu atau lebih jaringan inti. Biopsi ini dilakukan dengan anestesi lokal pada pasien.
3)      Stereotactic biopsi: dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. Tidak memerlukan jahitan, dan hanya ada sedikit jaringan parut. Metode ini biasanya mengangkat lebih banyak jaringan dari biopsi jarum inti.
4)      Bedah biopsy (open biopsy): Kadang-kadang diperlukan operasi untuk mengangkat semua atau sebagian benjolan sehingga dapat dilihat di bawah mikroskop. Seluruh massa serta beberapa jaringan normal di sekitarnya dapat diambil keluar. Hal ini dapat dilakukan sambil rawat jalan dan menggunakan anestesi lokal. Jaringan yang telah diangkat melalui biopsi akan diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi untuk melihat apakah itu jinak (bukan kanker) atau kanker. Jika tidak kanker, makatidak ada perlakuan yang lebih diperlukan. Jika kanker, biopsi dapat membantu untuk memberitahu jenis kanker dan menunjukkan apakah kankernya invasif atau tidak.
1.      Grade Kanker Payudara
Jika kanker, sampel biopsi juga diberikan penilaian/grade 1-3. Kanker yang lebih terlihat seperti jaringan payudara normal cenderung tumbuh dan menyebar lebih lambat. Sebagai aturan, grade yang lebih rendah berarti kanker lebih lambat bertumbuh, sementara grade yang lebih tinggi berarti kanker lebih cepat berkembang. Grade membantu memprediksi hasil (prognosis) untuk wanita tersebut. Grade tumor merupakan salah satu faktor yang nantinya dipertimbangkan untuk perawatan/treatment pasca operasi.
2.      Status Hormon Reseptor
Reseptor adalah protein pada permukaan luar sel yang dapat melekat pada hormon dalam darah. Estrogen dan progesteron adalah hormon yang sering melekat ke reseptor beberapa sel kanker payudara sebagai bahan bakar bagi pertumbuhan mereka. Sample biopsi dapat diuji untuk melihat apakah sel-sel kanker memiliki reseptor untuk estrogen dan/atau progesteron. Jika tidak, sering disebut sebagai ER-positif. Ini berarti kanker tersebut cenderung memiliki prognosis/hasil lebih baik dan mereka jauh lebih mungkin berespons terhadap terapi hormon. Sekitar 2 dari 3 kanker payudara memiliki setidaknya salah satu reseptor.
3.      Status HER2/neu
Sekitar 1 dari 5 kanker payudara memiliki terlalu banyak protein yang disebut HER2/neu. Tumor dengan adanya peningkatan HER-2/neu disebut "HER2-positif." Kanker ini cenderung tumbuh dan menyebar lebih cepat daripada kanker payudara lainnya. Pengujian HER2/neu harus dilakukan pada semua wanita yang baru ter-diagnosa kanker payudara. Kanker dengan HER2-positif dapat diobati dengan obat-obatan target terapi, seperti trastuzumab (Herceptin ®) dan lapatinib (Tykerb ®). Tes laboratorium lain mungkin juga dilakukan untuk membantu mencari tahu seberapa cepat kanker tumbuh dan opsi perawatan apa yang dapat bekerja terbaik.
4.      Uji Pola Gen (gene patterns)
Penelitian menunjukkan bahwa melihat pola dari sejumlah gen pada saat yang sama dapat membantu mengetahui apakah kanker payudara yang baru terdiagnosa cenderung kembali setelah pengobatan pertama atau tidak. Hal ini dapat membantu ketika memutuskan apakah perlakuan lebih, seperti kemoterapi ajuvan diperlukan. Sekarang ada 2 jenis bentuk tes ini - Oncotype DX ® dan MammaPrint ®. Dokter dapat memilih menggunakan atau tidak menggunakan jenis test ini. Riset untuk meneliti apakah uji pola gen ini benar-benar membantu masih terus berjalan.

Menurut WHO, penilaian TNM pada kanker payudara sebagai berikut:
1.      T (tumor size) ukuran tumor.
a.       T0        : tidak ditemukan tumor primer
b.      T1        : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
c.       T2        : ukuran tumor antara 2-5 cm
d.      T3        : ukuran tumor > 5 cm
e.       T4        : ukuran berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran kekulit atau     dinding dada pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau kecil dikulit diluar tumor utama.
2.      N (node) kelenjar getah bening regional (kgb)
a.        N0      : tidak dapat metastasis pada kgb regional diketiak atau aksila
b.      N1       : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
c.       N2       : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
d.      N3       : ada metastasis kgb diantara tulang selangka (supral lavicula) atau pada kgb mammary internal didekat tulang sterum
3.      M (metastase) penyebaran jauh
a.       MX      : metastasis belum dapat dinilai
b.      M0       : tidak dapat metastasis jauh
c.       M1       : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor TNM didapatkan. Ketiga faktor tersebut kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut:
1)      Stadium 0        : T0 N0 M0
2)      Stadium 1        : T1 N0 M0
3)      Stadium II A   : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
4)      Stadium III B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
5)      Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T3 N2 M0
6)      Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
7)      Stadium III C : tiap T1 N3 M0
8)      Stadium IV     : tiap-tiap T-N-M1

G.    PENYEBARAN KANKER
Penyebaran kanker dapa melalui berbagai cara, yaitu:
a.       Penyebaran langsung.
Infiltrasi lokal ke otot dan kulit yang menutup nya secara klinis dapat dideteksi.
b.      Limfogen
Infiltrasi kesaluran limfatik kulit menyebabkan timbulnya tanda-tanda klinis berupa peau d orange. Kelenjar limfe aksilaris merupakan tempat awal penyebaran limfogen yang paling sering.
c.       Hematogen
Metastase hematogen paling sering pulmo dan tulang selain itu hepar, adrenal dan otak yang sering terkena. Pleura pada sisi yang sama dengan tempat kanker payudara dapat merupakan tempatmetastasis dan menyebabkan terjadinya efusi yaitu proses masuknya cairan dalam pleura.
Infiltrasi estnsif kesum-sum tulang dapat menyebabkan anemi leukoritroblastik . destruksi tulang menyebabkan hiperkalsemia disertai komplikasi ginjal. (underwood 1999)
Test untuk menentukan penyebaran Kanker Payudara Dokter dapat menggunakan satu atau lebih test-test dibawah ini untuk mengetahui apakah kankernya sudah menyebar.
·         X-ray dada: untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.
·         Scan Tulang: untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke tulang.
·         CT scan (computed tomography)
·         MRI (magnetic resonance imaging)
·         USG dan Mamografi
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
·         PET scan (positron emission tomography)

H.    PROGNOSIS KANKER
Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati:
Ø  95% untuk stadium 0
Ø  88% untuk stadium I
Ø  66% untuk stadium II
Ø  36% untuk stadium III
Ø  7% untuk stadium IV.

I.       DIAGNOSIS KANKER
1)      Pemeriksaan Klinik
Pada pemeriksaan klinik dilakukan langsung pada penderita dengan pertumbuhan neoplasmanya, menurut cara-cara yang lazim dilakukan juga terhadap penyakit lain pada umumnya :
a.       Anamnesis
Anamnesis merupakan wawancara lansung atau melalui perantara sepengetahuan orang terdekat lain, tentang penyakit dan penderitanya (Andoko Prawiro Atmodjo, 1987). Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan utama dari penderita. Pada mulanya tidak merasa sakit, akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya akan timbul keluhan sakit. Pertumbuhan cepat tumor merupakan kemungkinan tumor ganas. Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada keadaan dimana tumor metastasis pada paru. Tumor ganas pada payudara disertai dengan rasa sakit di pinggang perlu dipikirkan kemungkinan metastasis pada tulang vertebra. Pada kasus yang meragukan anamnesis lebih banyak diarahkan pada indikasi golongan resiko (Gani, 1995).
Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sesudah haid dan dirasakan padakedua payudara. Tumor-tumor jinak seperti kista retensi atau tumor jinak lain, hampir tidak menimbulkan nyeri. Bahkan kanker payudara dalam tahap permulaanpun tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah mulai (Hanifa Wiknjosastro, 1994).
b.      Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik payudara harus dikerjakan dengan cara gentle dan tidak boleh kasar dan keras. Tidak jarang yang keras menimbulkan petechlenecehymoses dibawah kulit.orang sakit dengan lesi ganas tidak boleh berulang-ulang diperiksa oleh dokter atau mahasiswa karena kemungkinan penyebaran (Hanifa Wiknjosastro, 1994)inspeksi.
Harus dilakukan pertama dengan tangan di samping dan sesudah itu dengan tangan keatas, dengan posisi pasien duduk. Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas dibawah kulit (Hanifa Wiknjosastro, 1994). Dapat dilihat :
o   Puting susu tertarik ke dalam.
o   Eksem pada puting susu.
o   Edema.
o   Peau d’orange.
o   Ulserasi, satelit tumor di kulit.
o   Nodul pada axilla (Zwaveling, 1985).

Palpasi
Palpasi harus meliputi seluruh payudara, dari parasternal kearah garis aksila kebelakang, dari subklavikular ke arah paling distal (Hanifa Wiknjosastro, 1994). Palpasi dilakukan dengan memakai 3-4 telapak jari. Palpasi lembut dimulai dari bagian perifer sampai daerah areola dan puting susu.

2)      Pemeriksaan Sitologi Kanker Payudara
Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa kanker payudara melalui tiga cara :
v  Pemeriksan sekret dari puting susu.
v  Pemeriksaan sedian tekan (Sitologi Imprint).
v  Aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration).

3)       Biopsi
Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik yang sering dipergunakan untuk diagnosis berbagai tumor payudara. Biopsi dilakukan dengan anestesi lokal ataupun umum tergantung pada kondisi pasien. apabila pemeriksaan histopatologi positif karsinoma, maka pada pasien kembali ke kamar bedah untuk tindakan bedah terapetik.
Terapi
Sebelum merencanakan terapi karsinoma mammae, diagnosis klinis dan histopatologik serta tingkat penyebarannya harus dipastikan dahulu. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk tingkat penyebaran penyakit, disusunlah rencana terapi dengan mempertimbangkan manfaat dan mudarat setiap tindakan yang akan diambil.
a.       Bedah Kuratif
·         Mastektomi radikal
Mastectomi radikal menurut Halsted : jaringan payudara dengan kulit dan putingya + kedua m. pektoralis + semua limfonodi aksilla (saat ini operasi tersebut hampir tidak pernah dilakukan lagi).
·         Mastektomi radikal modifikasi : jaringan payudara + kulit dan puting + semua limfonodi axilla.
·         Ablasio mamae : jaringna payudara dengan jaringan kulit dan puting.
Breast Conservasing Treatment : segmental mastectomy (exsisional biopsi dengan tepi yang lebar) + diseksi Inn aksilla + radioterapi untuk jaringan payudara. Dibeberapa senter, terapi radiasi hanya terdiri radiasi eksterna, disenter lain dikombinasikan dengan brachyterapi. BCT hanya mungkin pada kanker payudara yang kecil tanpa metastase jauh.
b.      Hormonal atau kemoterapi
Terapi Hormonal paliatif dapat diberikan sebelum kemoterapi, karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua karsinoma mamae peka terhadap hormonal. Terapi hormonal paliatif dapat dilakukan pada penderita yang pra menopause dengan cara ovarektomi bilateral atau dengan aminoglutetimid.
Terapi hormon diberikan sebagai ajuvan kepada pasien pascamenopause yang uji reseptor estrogennya positif dan pada pemeriksaan histopatologik ditemukan kelenjar axilla yang berisi metastasis.
Terapi radiasi : lokoregional atau untuk mengendalikan metastase jauh (seperti metastase tulang yang nyeri).
Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila tumor sudah tak mampu-angkat. Tumor disebut tak mampu angkat bila mencapai tingkat T4 misalnya ada perlengketan pada dinding thoraks dan kulit. Biasanya seluruh payudara dan kelenjar aksila dan supra klavikula diradiasi. Tetapi penyulitnya adalah pembengkakan lengan karena limfodem akibat rusaknya kelenjar ketiak supra klavikula.

c.       Pembedahan palliative
Bedah paliatif pada kanker payudara hampir tidak pernah dilakukan. Kadang residif lokoregional yang soliter dieksisi, tetapi biasanya pada awalnya saja tampak soliter, padalah sebenarnya sudah menyebar, sehingga pengangkatan tumor residif tersebut tidak berguna.

d.      Kombinasi dari penanganan di atas
Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasienyang telah menderita metastasis secara sistemik. Obat yang dipakai secara kombinasi, antara lain (CMF (Cyclofosfamide, Methotrexate, Fluorouracil atau Vinkristin dan Adriamisin (VA), atau 5 Flyorouracil, Adriamisin (Adriablastin), dan Sikklofosfamid (FAC)).
Pada kanker payudara stadium lanjut, sifat pengobatannya adalah paliatif, yaitu terutama untuk mengurangi penderitaan penderita dan memperbaiki kualitas hidup.
Pada penderita yang sudah di operasi (mastektomi) akan timbul reaksi psikologik yang cukup tinggi dan juga setelah operasi mereka akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sehariharinya, misalnya menyisir rambut, menyapu atau juga membawa beban yang ringan/berat (menggendong anak). Bila mereka tidak kita berikan perhatian ini sangat berat dirasakan oleh penderita.
Disini peran serta keluarga dalam mendampingi dengan memberikan perhatian dalam fisioterapi dan psikologis penderita. Fisioterapi diberikan sesuai dengan akibat dari cacat mastektominya, misalnya karena akibat dari mastektomi penderita akan mengalami kesulitan dalam menggunakan kedua tangannya, kita berikan kepercayaan pada mereka untuk beraktivitas. Kemudian kita ikutkan dalam suatu organisasi wanita yang pernah mengalami operasi angkat payudara, dimana disana mereka akan bertukar pengalaman dan beraktivitas, berkreasi, berkarya dengan menghasilkan suatukarya yang dapat dinikmati orang lain.


J.       PENCEGAHAN OLEH DIRI SENDIRI
1)      Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik kedalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada putting susu berkerut.
2)      Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3)      Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
4)       Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
5)      Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari putting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6)      Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal dibawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.



      
    
K.    PENGOBATAN
Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan kedokter atas kelainan yang dihadapinya.
a)      Pembedahan
Pada kanker payudara yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah tindakan yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya ;
v  Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
v  Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
v  Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b)      Radiotherapy (Penyinaran/radiasi)
yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
c)      Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai 'Therapy anti-estrogen' yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
d)     Chemotherapy
Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
e)      Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran sel cancernya.

















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
kanker payudara merupakan neoplasma spesifik tempat terlazim perempuan yang merupakan penyebab utama kematian perempuan akibat kanker.
ada 5golongan wanita yang mempunyai predisposing faktor untuk kanker payudara, dan yang perlu diperiksa dengan teratur, yaitu:
v  Wanita yang mempunyai riwayat keluarga terhadap penyakit kanker payudara.
v  Wanita yang menderita penyakit kista di kedua payudara.
v  Wanita yang menderita perubahan lobular pada kedua payudara.
v  Wanita yang mempunyai banyak papiloma dikedua payudara.
Tanda-tanda lain dari kanker payudara adalah sebagai berikut:
Ø  Bengkak pada seluruh atau sebagian payudara
Ø  Kulit iritasi
Ø  Payudara terasa nyeri
Ø  Puting susu nyeri atau putting melesak ke dalam
Ø   Kulit pada payudara atau putting susu berwarna : kemerahan, kulit bersisik, atau menebal Keluarnya cairan/darah dari puting (selain ASI)

Test untuk menentukan penyebaran Kanker Payudara Dokter dapat menggunakan satu atau lebih test-test dibawah ini untuk mengetahui apakah kankernya sudah menyebar.
·         X-ray dada: untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.
·         Scan Tulang: untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke tulang.
·         CT scan (computed tomography)
·         MRI (magnetic resonance imaging)
·         USG dan Mamografi
Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
·         PET scan (positron emission tomography)

Pengobatan nya adalah:

v  Pembedahan
Ø  Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
Ø  Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
Ø  Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
v  Radiotherapy (Penyinaran/radiasi)
yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.
v  Chemotherapy
Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.

















DAFTAR PUSTAKA

E. otto Shirley. 2005. Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta EGC
Avin, berham klirgman. 1996. Ilmu kesehatan anak. Jakarta. EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar