BAB
II
PEMBAHASAN
A. Faktor
penyebab kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan
mikrobiologis adalah bentuk kerusakan yang banyak merugikan hasil pertanian dan
berbahaya terhadap kesehatan manusia, karena racun yang diproduksi nya
terkonsumsi oleh manusia. Kerusakan mikrobiologis dapat terjadi pada bahan lain
ke bahan pertanian lain, bahan baku, produk ½ jadi atau produk jadi. Penyebab
utama kerusakan mikrobiologis adalah bakteri, kapang dan khamir.
Roti
merupakan produk olahan tepung yang mudah rusak, terutama akibat serangan
mikroba. Mikroba pada umumnya yang menyebabkan kerusakan pada roti yaitu
monilia sp, yang dapat menyebabkan timbulnya benang-benang halus pada roti dan
akhirnya timbul lender yang akan mengakibatkan kerusakan pada roti. Selain itu
ada juga kapang, contohnya aspergilus sp, penicilium sp, rhizopus sp, yang
merupakan kapang pada roti. Sedangkan pada kentang, kerusakan diakibatkan oleh
potato mozaik virus, yaitu berupa virus yang akan menyebabkan kentang rusak dan
tak layak konsumsi. Pada nasi, kapang berupa neurospora yang akan menyebabkan
kentang rusak dan tak layak konsumsi. Selanjutnya pada umbi-umbian, dapat rusak
oleh kapang berupa botrytis cinerea yang menyebabkan ubi bewarna keabu-abuan,
dan dapat busuk oleh rhizopus sp, dan busuk lunak berair oleh kapang
sclerotinia sclerotinium. Sedangkan pada jagung, bisa terdapat kandungan
aflatoxin yang diproduksi oleh kapang aspergilus flavus dan aspergilus
parasiticus.
B. Perubahan
fisik dan organoleptik pada bahan makanan
1. ROTI
a. Perubahan
fisik :
-
serat menjadi kasar
-
berlendir
b. Perubahan
organoleptik:
-
Rasa : pahit
-
Warna : kusam
-
Tekstur: keras /
berlendir
2. KENTANG
a. Perubahan fisik:
-
Sudah berkecambah
-
Kulit ada bercak hitam
b. perubahan organoleptik
-
Rasa: pahit
-
Warna : kusam
-
Tekstur : lunak
-
Aroma : busuk
3. NASI
a.
perubahan fisik:
-
Berlendir
-
Berjamur
b. perubahan organoleptik
-
Rasa: asam kepahitan
-
Warna: menguning
-
Tekstur: berlendir /
keras
-
Aroma: busuk
4. UMBI-UMBIAN
a.
perubahan fisik:
-
Kulit mengkerut / tidak
segar
-
Ada bagian yang
menghitam
b. perubahan
organoleptik:
-
Rasa: pahit
-
Warna: pucat kusam
-
Tekstur: lunak
-
Aroma: busuk
5. JAGUNG
a.
perubahan fisik:
-
Biji mulai pecah
-
Ada serbuk halus keluar
b.
perubahan organoleptik:
-
Rasa: pahit
-
Warna: kuning pucat
-
Tekstur: rapuh
-
Aroma: khas jagung
C. Proses
pembentukan toxin pada bahan makanan
Cara
perusakan / pembusukan bahan pangan dengan cara menghidrolisis atau merusak
jaringan / makromolekul penyusun bahan menjadi molekul kecil. Misalnya
karbohidrat menjadi gula sederhana / asam organic. Protein menjadi peptide,
asam amino dan gas ammonia. Lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Terurainya
makromolekul ini menyebabkan penurunan PH, penyimpangan bau dan rasa dan dapat
menghasilkan toxin / racun berbahaya bagi manusia seperti racun yang dihasilkan
mikroba pathogen antara lain salmonella, clostridium botilinum, listeria, dll.
Dengan terpecahnya karbohidrat (pati, pectin atau selulosa), maka bahan makanan
dapat mengalami pelunakan. Terjadinya asam dapat menurunkan PH, dan
terbentuknya gas-gas hasil pemecahan dapat mempengaruhi bau dan citarasa bahan
makanan.
Kerusakan
mikrobiologis ini merupakan bentuk kerusakan yang banyak merugikan serta dapat
berbahaya terhadap kesehatan manusia, karena racun yang diproduksi penularan
serta penjalaran kerusakan yang cepat.
Pada
umumnya, kerusakan mikrobiologis tidak hanya terjadi pada bahan makanan mentah,
tetapi juga pada bahan makanan ½ jadi maupun makanan hasil olahan.
D. Factor
pengaruh pertumbuhan mikroba pathogen dalam makanan
1) Suplai
nutrisi
Mikroba memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energy dan pertumbuhan sel nya. Unsure-unsur dasar tersebut
meliputi : karbon, nitrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dll.
2) Suhu
/ temperature
Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam
2 cara yang berlawanan.
®
- Suhu naik maka
kecepatan metabolism naik
-Suhu turun maka kecepatan metabolism turun
®
Suhu naik / turun
secara drastic, tingkat pertumbuhan akan terhenti Komponen sel menjadi tidak
aktif dan rusak sehingga sel-sel menjadi mati
3) Keasama
/ kebasaan (PH)
Mikroorganisme dapat tumbuh pada
kisaran PH 8.0 dan nilai PH diluar 2.0-10.0 biasanya bersifat mmerusak.
4) Ketersediaan
oksigen
Mikrooganisme dalam hal ini
digolongkan menjadi:
®
An-aerobik : hanya
dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas
®
An-aerobik : hanya
dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas
®
An-aerob fakultatif :
dapat tumbuh dengan atau ada oksigen bebas
®
mikroAerofilik : hanya
dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas dalam jumlah kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar